diskusi dalam pasar bebas
Di Jawa Timur, terdapat 38 kota dan kabupaten. Diantaranya itu terdapat kota Surabaya yang menjadi pusat ekonomi dengan penduduk paling masif yaitu sekitar 3 juta orang. Bahkan, tak hanya di Jawa Timur, Surabaya juga menjadi salah satu kota pemegang kendali ekonomi di seluruh Indonesia Timur. Di Jatim sendiri ada 3 kriteria perkotaan yang terbentuk, Metropolitan (kota se-gerbang kerto susilo dan Malang raya), Kota menengah (meliputi kota Jombang, Mojokerto, Tuban, dll) dan yang ketiga adalah kategori kota kecil (Ngawi, Caruban, Sitobondo, Nganjuk, dll). Dan dari ketiga kategori kota itu, Surabaya tetap paling mononjol. Dan saya pikir, tentu saja tidak aneh jika rangking korupsi tertinggi dipegang sang Kota Pahlawan (lha duitnya kan ada disini).Kemudian jika dikaitkan dengan pasar bebas, mungkin sudut pandangnya harus diperlebar, bahwa ada banyak sekali daerah yang dapat di kembangkan selain Surabaya. Meski tentu saja saya setuju dengan pendapat bahwa korupsi telah mendistorsi sistem ekonomi jadi tidak produktif. Tapi tetap harus disadari juga bahwasanya meski Surabaya memegang rapor korupsi tertinggi, Surabaya pada tahun 2011 (tahun yg sama dengan kutipan berita Bu.Ayu), telah mencetak kenaikan pertumbuhan ekonomi yang fantastis, bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Grafik ini diambil dari Bappeko Surabaya. 2011.
Menurut hemat saya, pasar bebas akan tetap berjalan di Jawatimur. Meskipun, tentu saja, akan sedikit pincang karena adanya korupsi. Apalagi di ibukota daerah. Lalu kalau ditanya solusi, mungkin para investor domestik maupun internasional bisa melihat potensi diluar kota Surabaya. Ada 37 kabupaten dan kota lain yang juga siap dikembangkan. Pemerataan investasi tentu akan dapat mendorong laju pertumbuhan Provinsi Jawa Timur pada umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar